Rabu, 17 Desember 2008

Asam Jengkolat - Djenkolic Acid


Djenkolic acid atau disebut juga jengkolic acid atau Asam Jengkolat adalah senyawa kimia berupa asam amino bukan protein yang mengandung Sulfur atau belerang yang secara alami dijumpai dalam buah jengkol (Archidendron jiringa) yang berasal dari Asia tenggara. Senyawa ini terdiri dari dua radikal systein yang berhubungan dengan suatu gugus metilena diantara atom sulfur, atau nama lainnya adalah asam 2-amino-3-[(2-amino-3-hidroksi-3-oksopropil)sulfanilmetilsulfanil] propanoat. Senyawa ini toksik terhadap manusia terutama sekali dapat menyebabkan nephrotoxicity (toksik terhadap saraf).


Djenkolic acid (Asam jengkolat)

Djenkolic acid pertama kali diisolasi oleh Van Veen and Hyman dalam Tijdschr. Nederl. Indie 73: 991. tahun 1933 dengan menguji urin orang jawa setelah makan buah jengkol yang menderita keracunan. Mereka berhasil mengisolasi kristal asam jengkolat dari buah jengkol yang diberi perlakuan dengan Ba(OH)2 pada suhu 30°C selama waktu tertentu.

Asam jengkolat kemudian ditemukan sebanyak 20 gram dalam setiap kilogram dari buah jengkol kering dan dilaporkan juga bahwa asam jengkolat ini ditemukan dalam biji tumbuhan famili leguminoceae lainnya dalam jumlah yang lebih sedikit seperti pada Leucaena esculenta (2.2 g/kg) dan Pithecolobium ondulatum (2.8 g/kg)

Du Vigneaud dan Patterson dalam J. Biol. Chem. 114: 533–538 http://www.jbc.org/cgi/reprint/114/2/533.pdf., berhasil mensintesis secara kondensasi methilena klorida dengan 2 mol L-sistein dalam laarutan amoniak dan menemukan bahwa senyawa yang dihasilkan identik djenkolic acid alami. Kemudian, Armstrong dan du Vigneaud dalam J. Biol. Chem. 168: 373–377. http://www.jbc.org/cgi/reprint/168/1/373.pdf mempersiapkan asam jengkolat dengan mengkombinasikan langsung 1 mol formaldehid dengan 2 mol L-sistein dalam larutan asam kuat.


Semoga bermanfaat,

Salam Sejawat

Apoteker


Kamis, 11 Desember 2008

Piper sarmentosum (Kaduk)

Piper sarmentosum atau di daerah kita dinamakan dengan kaduk atau sirih duduk, merupakan tumbuhan yang sangat mudah berkembang di daerah yang agak lembab dan sedikit kena sinar matahari. Di daerah Sumatera Barat (khususnya Bukittinggi) tumbuhan ini tidak pernah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Namun di Negara Thailand dan Philipina , tumbuhan ini merupakan jenis sayur-sayuran yang dinamakan dengan Cha plu dan dijadikan makanan khas daerah tersebut. Bahkan ada resep khusus yang disebar luas di internet dengan nama "miangkham".

Beberapa peneliti telah melaporkan kandungan kimia dan aktivitas dari tumbuhan ini seperti Likhitwitayawuid et al (1987) dalam Tetrahedron, Masuda et al (1991) dalam Phytochemistry, Rukhacaisirikul et al (2004) dan Peungvicha (1998) dalam J. Ethnopharmacol, Chanwithesuk et al (2005) dalam Food Chem dan lebih 15 jurnal lagi turut melaporkan hasil penelitian tumbuhan ini.

Saya sendiri juga telah melakukan penelitian tentang tumbuhan ini, dan menemukan beberapa senyawa berupa amide/ alkaloid, flavone dan lignan disamping sterol dan asam lemak tak jenuh rantai panjang. Namun kandungan kimia kaduk yang saya ambil di Desa Sarik Sungaipua Kab Agam Sumatera Barat tidak sebanyak kandungan yang dilaporkan oleh yang saya kaji oleh Tuntiwachwuttikul dalam jurnal Chem. Pharm Bull 2006 yang mengisolasi
senyawa sebanyak 16 senyawa dari akar tumbuhan Thailand ini.


Miangkham Recipe


Semoga Bermanfaat,
Wassalam Sejawat,
Apoteker



Rabu, 10 Desember 2008

Khasiat Delima (Pomegranat)


Delima atau pomegranat atau nama latinnya Punica granatum adalah sejenis tanaman yang buahnya menyerupai granat (peledak) dan berasa manis dengan biji yang halus tapi agak keras.

Salah satu hasil penelitian terbaru yang dilaporkan oleh para peneliti dari UCLA Amerika Serikat menyatakan bahwa jus buah delima ini sangat bagus untuk mencegah penyakit kanker prostat. Para peneliti tersebut mengukur kadar PSA (prostate-specific antigen) dalam darah yang menunjukkan adanya gejala kanker para pasien yang jadi volunter/sukarelawan. Mereka menemukan bahwa dengan minum 8 ons sehari jus delima ini secara signifikan dapat melambatkan
peningkatan kadar PSA pada pasien-pasien yang sebelumnya telah diperlakukan dengan penyakit kanker. Penderita kanker prostat ini di dunia mencapai angka 221.000 orang meninggal dunia setiap tahun.


Semoga bermanfaat.
Salam Sejawat,
Apoteker


Jumat, 05 Desember 2008

Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber

Keladi Tikus atau nama ilmiahnya Typhonium flagelliforme atau dengan nama lain Rodent Tuber merupakana tanaman sejenis talas dengan tinggi 25-30 cm yang hanya tumbuh pada daerah yang terlindung cahaya matahari atau lembab.

Tumbuhan ini pertama kali diperkenalkan oleh Sriboonma dkk seperti yang dilaporkan dalam Journal of Plants Research, 1993. vol. 106 (1081), 11-14 dan dilaporkan kandungan kimianya pertama kali oleh Chen dkk pada jurnal Planta Medica, 1997. 63 (6). p. 580 yang melaporkan kandungan fatty acid dalam tumbuhan ini. Ada beberapa jurnal yang menyelidiki tentang aktivitas sitotoksik dari tumbuhan ini seperti dipaorkan oleh Choo C.Y dkk dari USM, Malaysia, seperti dilaporkan dalam jurnal Phytoteraphy Research dan J. of Pharmacology 2001.

Laporan tentang khasiat tumbuhan ini sebagai anti kanker pertama dilaporkan oleh Choon Sheen lai dkk dari USM Malaysia dalam journal of ethnopharmacology 2008. Vol. 118 (1). 14-20. Berikut ini abstract dari hasil penelitian mereka:

Several fractions of the hexane and dichloromethane extracts were found to inhibit the growth of NCI-H23 non-small cell lung carcinoma cell line significantly, with IC50 <>50 was 48.6 μg/ml compared to IC50 7.5 μg/ml for NCI-H23, but it was also found to induce apoptosis in the cancer cell line. GC–MS analysis revealed that D/F21 contains hexadecanoic acid, 1-hexadecene, phytol and a derivative of phytol. The presence of non-saturated fatty acids in this fraction was confirmed by nuclear magnetic resonance spectroscopy.


Daun tumbuhan Typhonium flagelliforme



Keladi Tikus yang sudah dibudidayakan
("Cancer Care Indonesia" Jl. Kayu Putih 4 No 5 Jakarta)

Semoga Bermanfaat,
Salam Sejawat
Apoteker